Selasa, 08 Januari 2013

... “Insya Allah… dia yang terbaik” ...


Sebuah kisah, mungkin menginspirasi dan memotivasi.. agar kita bisa lebih memaknai syukur dan sabar menjadi sebuah keniscayaan yang mampu mengantarkan pada indahnya cinta dari Sang Pemilik kehidupan. Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.. dibalik penderitaan pasti akan ada kebahagiaan ketika kita mampu bersikap atas kehendak dan perintahNya…

Bukan dengan mengeluh..
bukan dengan bersedih setiap saat..
bukan dengan mengobral cerita duka hati agar mendapatkan simpati…
Tapi bersandar kepadaNya.. berharap kepadaNya.. dan “bershahabat” denganNya..
Karena tiada tempat mengadu terbaik selainNya..
tiada tempat berharap seindah kepadaNya.. tiada “shahabat” terbaik selain Dia….

“Sesungguhnya Allah tidak akan memandang pada rupa-rupamu, bentuk tubuhmu, dan harta bendamu, tetapi Allah akan memandang kepada hati dan kelakuanmu.”
(HR. Thabrani)
Furqon, sebut saja demikian. Sosok pemuda luar biasa yang mungkin sempurna merasakan indahnya cinta dariNya. Walau berupa ujian derita dan kesulitan hidup.. yang mungkin tidak semua orang bisa menghadapinya dengan begitu ikhlas dan sabar…

Terlahir dengan fisik yang kurang sempurna, tinggi badan yang tak lebih dari 100 cm, dan 2 pasang kaki yang tidak sama panjang.. tapi Furqon melalui hari-harinya dengan keikhlasan dan ketsiqahan tinggi terhadap taqdir Allah untuknya. Tidak pernah mengeluh, atau putus asa.Tak ada rasa rendah diri, tapi tetap tawadhu dan begitu santun dalam pergaulannya. Sangat menjaga dirinya terhadap lawan jenis.

Furqon terlahir tanpa tahu siapa orangtuanya. Tinggal di sebuah panti asuhan, hingga usia SMP. dia mengikhlaskan dirinya keluar, disaat seharusnya ia menikmati bangku SMA, ia memberikan tempatnya untuk adik-adik yang datang ke panti asuhan dengan nasib serupa.

Melakoni hidup dengan perjuangan namun tetap memilih pekerjaan apapun yang halal. Dari seorang tukang sampah, penjual koran, penjual minuman di pinggir jalan, hingga akhirnya ia mengabdikan dirinya di sebuah masjid. Allah pun membawanya menjadi seorang aktivis da’wah, yang tak pernah absen menunaikan amanah, dan selalu menjaga komitmennya nyaris sempurna. Sering ia yang menjadi motivasi para ikhwan ketika mereka stagnan dalam kefuturan dan merasa lelah melewati setiap episode perjuangan da’wah.

Ketika satu persatu para ikhwan menjalankan amanah, menggenapkan setengah dien.. Furqon tidak pernah memaparkan kegundahannya. Walaupun semua tahu, Furqon juga hanyalah manusia biasa, laki-laki biasa.. yang Allah karuniakan keinginan untuk bisa membentuk mahligai rumah tangga bersama wanita shalihah. Namun, sepertinya Furqon mencoba untuk “tahu diri” dengan keadaan dirinya. Maka dia pun tidak pernah menguataran keinginannya, bahkan walau hanya dengan kata-kata ” kiasan”.

Suatu ketika, pernah ia ditanya. Adakah kriteria akhwat yang dia kehendaki sebagai istri? Furqon hanya tersenyum malu. Jawabannya saat itu , “Allah lebih tahu yang terbaik untuk saya, menikah atau tidak.. Rasanya tidak berhak saya meminta atau menentukan.. karena sudah terlalu banyak nikmat Allah untuk saya…“

Subhanallah…
Semua tetap berusaha , berikhtiar menemukan taqdir siapa pendampingnya. Walau berkali-kali pula terpaksa harus menahan rasa. Memang tidak bisa memaksa para akhwat yang belum siap menerima kondisinya. Karena, bagaimanapun juga.. pernikahan pada akhirnya harus terangkum kecenderungan antara 2 pihak yang akan melakukannya.

Tapi janji dan Cinta Allah memang tak bisa menjauh dari hamba-hambaNya yang ikhlas dan selalu bersyukur atas semua taqdir yang ditetapkan padanya. Seorang akhwat shalihah, dengan fisik sempurna, nyaris tanpa cela.. yang bisa saja memilih seorang ikhwan yang sekufu dengannya.. atau lebih dari itu, namun, pada akhirnya mengazzamkan diri, mengikhlaskan diri untuk menetapi taqdir, menjadi bidadari untuk seorang akh Furqon.

Melewati proses meyakinkan diri.. berkali-kali dicoba untuk berfikir ulang memastikan keputusannya. Dengan menjelaskan detail bagaimana dan seperti apa Furqon sebenarnya.. juga kepada keluarganya. Dan kehendak Allah memang tidak pernah kita bisa menduganya. Aisyah, sebut saja demikian, menjawab dengan mantap, “INSYA ALLAH… DIA YANG TERBAIK“. “Saya tidak melihat dari fisiknya.Tapi saya melihat ada mutiara indah dari Allah yang akan bersinar bersama saya di dunia dan akan mengantarkan saya bersamanya ke surga, InsyaAllah…“

Sekali lagi.. rekan-rekannya hanya mampu bertasbih, bertakbir dan bertahmid. Pun dengan Furqon setelah diberitahukan tentang hasilnya. Seketika airmatanya mengalir deras.Terangkai dengan sujud syukur yang begitu lama…

Indahnya karunia kesabaran dan keikhlasan seorang hamba…
Aisyah, mungkin mutiara yang memang diperuntukkan untuk seorang “mutiara” Furqon. Ia menjadi sosok akhwat yang begitu luar biasa.. bukan hanya mengkondisikan dirinya.. tapi mampu mengkondisikan keluarganya.. walau harus dengan perjuangan yang berat untuk bisa meyakinkan mereka bisa menerima Furqon.

Selanjutnya.. semua proses itu berlangsung dengan indah.. Dan semua yang mengetahuinya pun tak lepas terus melafadzkan tasbih dan syukur..

Betapa Allah tak pernah melalaikan hamba-hambaNya yang ikhlas ..
tak mudah mengeluh dan memiliki keyakinan utuh kepada Nya..
MenjadikanNya satu-satunya tempat mengadu..
tempat bersandar dan tempat memasrahkan asa dan keyakinan…
Furqon dan Aisyah menjadi mutiara-mutiara indah yang mungkin keelokannya tak semua bisa melihat dengan jelas..
Tapi Allah, tak pernah salah memilih makhluknya menjadi mutiara-mutiara penuh cahaya..walau ia berkubang dalam lumpur “kekurangan”…

Mereka tetaplah mutiara.. Hingga detik ini, sekian tahun Allah mengumpulkan mereka dalam mahligai pernikahan.. Mereka tak pernah berubah… Semakin kokoh dalam biduk rumah tangga.. semakin kuat saling mendukung.. tak surut dalam setiap perjalanan da’wah.. dan telah terlahir mutiara-mutiara indah dari mereka .. yang begitu santun, tawadhu, cerdas dan Insya Allah, mereka azzam-kan menjadikan mutiara-mutiara itu bagian dari pengusung da’wah , dai-daiyah yang menjaga Al Qur’an dengan hafalannya…

Subhanallah…
Mereka bisa.. Maka kita yang diberi kelebihan , sudah seharusnya juga bisa.. InsyaAllah.. Biidznillah..
Semoa Allah memberkahi mereka… Dan semoga kita pun bisa menjadi mutiara seperti mereka…
Aamiin…

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan
keluar (dari urusannya), dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya“.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar