Kamis, 10 Januari 2013

Perencanaan Strategis



Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan merubah perusahaan, sehingga apabila strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan.

3.1 Jenis – jenis Perencanaan
Ada beberapa macam  jenis perencanaan yang ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
3.1.1. Jenis perencanaan menurut prosesnya
1.      Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkankebijakansaja, tentang garis besar atau pokok dan bersifatumum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan kebijakanitu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
2.      Program Planning, merupakan perincian dan penjelasandaripada policy planning. Dalam perencanaan ini biasanyamemuat, hal-hal berikut:
a.       Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
b.      Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
c.       Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
d.      Prosedur kerja yang harus dipatuhi
e.       Struktur organisasi yang harus dipenuhi
3.      Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatuperencanaan yang memuat hal- hal yang bersifat teknis seperticara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai tujuanyang lebih tinggi. Hal-hal yang seringkali dimuat dalamperencanaan ini adalah: Analisa daripada program perencanaan
a.       Penetapan prosedur kerja
b.      Metode-metode kerja
c.       Tenaga-tenaga pelaksana
d.      Waktu, dan sebagainya

3.1.2 Jenis perencanaan menurut jangka waktunya
1.      Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yangdalam pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih dari tigatahun
2.      Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1hingga tiga tahun
3.      Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yangpelaksanaannya membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun

3.1.3 Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya
1.      National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah negara
2.      Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
3.      Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.

3.1.4 Jenis perencanaan menurut penggunaannya
1.      Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam artian jika rencana tersebut telahtercapai, maka tidak akan digunakan lagi
2.      Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secaraberulang-ulang, walaupun sudah dilaksanakan berkali-kali

3.1.5 Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan
1.      General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh untuk kegiatan kerja sama yang lebih luas.Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk satu tahunpelajaran
2.      Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus, misalnya perencanaan yang dilakukan olehkepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar dikela IPA
3.1.6 Jenis Perencanaan Menurut James Af Stoner dan R . Edward Freeman, 1994
1.      Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas, dan
2.      Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari – hari.
3.1.7 Jenis Perencanaan Menurut John S. Westren
Dalam memperkenalkan konsep tentang perencanaan, John S. Westren menyebutkan beberapa perencanaan yang mempunyai dimensi strategis menyangkut koneksitas objek tersebut dengan objek yang lain, yaitu :
1   a.   Perencanaan Tata Guna Lahan ( Perencanaan Land – Use )
Istilah Land – Use (Tata Guna Lahan) pertama kali berasal dari Inggris oleh Ebenezer Howard dengan kota pergerakan yaitu pertanian (kebun) . Perencanaan Tata Guna Lahan mempunyai tiga ciri utama yaitu area pekerjaan , area pemanfaatan dan area hubungan masyarakat. Tetapi telah terdapat modifikasi dan sudut pandang yang berbeda yaitu : pengaturan penggunaan tanah adalah dasar dari semua , selain itu berasal dari paham yang menganut marxisme sebagai dasar yang menghubungkan suatu argumentasi
2.     b. Perencanaan Transportasi
Perencanaan Transportasi lekat hubungannya dengan perencanaan tata guna lahan. Istilah perencanaan transportasi berasal dari Amerika. Perencanaan transportasi muncul ketika kota besar di negara tersebut mengalami permasalahan yang buntu yaitu ketika masalah transportasi diperhadapkan dengan pembebasan tanah. Tetapi menurut (1966) hal tersebut dapat menyelsaikan permasalahan dengan adanya ketetapan fasilitas yang mampu mengakomodasi suatu perjalanan ke masa depan dan diharapkan dapat memelihara dan memberi harapan dalam pengembangan kota besar tersebut. Tujuan perencanaan transportasi yang utama adalah untuk menentukan penempatan jalan untuk kendaraan cepat dan revitalisasi pemindahan sebagai bagian dari suatu strategi transportasi yang menyeluruh dan dapat melayani kota besar dan bagian pinggiran kota.
3    c. Perencanaan Sosial
Sejumlah pelopor dari sosiologi Amerika ikut dilibatkan dalam tindakan untuk menyelesaikan issu sosial di negara tersebut terutama dalam pergerakan perubahan sebagai rencana pembangunan kota, rekreasi publik , dan kesehatan masyarakat.Tetapi setelah pergerakan perubahan terjadi posisi sarjana sosialogi digantikan oleh para profesional (Insinyur). Perencanaan sosial dari suatu tinjauan ulang memiliki pengertian sebagai berikut menurut Mayer (1972) bahwa salah satu dari tiga tema dasar memberikan pendapat yang paling konseptual. Yang pertama mempunyai kaitan dengan ketentuan efisiensi tentang jasa terorganisir ke individu untuk membantu mereka memberdayakan efisiensi dalam lingkungan atau hambatan terhadap kemajuan dalam sistem ini. Yang kedua bertalian dengan pengintegrasian dari semua program dan merancang mengembangkan kehidupan kota besar dengan pertimbangan menyangkut peningkatan kesejahteraan penduduk , dan yang ketiga adalah menggunakan tekanan dan pengendalian terhadap distribusi sumberdaya.
4.    d.  Perencanaan Ekonomi
Mitchell (1966) menegaskan bahwa obyek dari perencanaan ekonomi adalah menggunakan sumberdaya bangsa dengan sebaik mungkin. Istilah dari perencanaan ekonomi telah digunakan pertama kali di Uni Soviet tahun 1928. Tidak lama setelah perang dunia perencanaan ekonomi sudah dianut oleh negara – negara lain karena prinsip dasarnya sangat luas dan mudah. Hal-hal yang perlu diutamakan dari semua perencanaan ekonomi adalah suatu pernyataan dalam istilah yang kuantitatif dari suatu pemerintahan yang tertarik tentang ukuran dan karakter dari sejumlah bagian yang menyangkut output ekonomi dari suatu negeri dan sumberdaya yang diharapkan dapat digunakan dalam produksi.

3.2 Proses Penyusunan Perencanaan
1.      Merumuskan Misi dan Tujuan.
Usaha sistematis formal untuk menggariskan wujud utama dari perusahaan , sasaran – sasaran, kebijakan – kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran dan wujud utama perusahaan yang bersangkutan.
2.      Memahami Keadaan Saat ini
Perencanaan menyangkut jangkauan masa depan dari keputusan-keputusan yang dibuat sekarang, untuk mengenal sistematis peluang dan ancaman dimasa mendatang. Dengan pilihan langkah-langkah yang tepat akan lebih menguntungkan perusahaan. Meliputi jangka pendek dan sampai jangka panjang.
3.      Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya Tujuan
Segala kemudahan dan kemungkinan hambatan dalam usaha mencapai tujuan perlu sedini mungkin diidentifikasi, agar persiapan dapat dilakukan. Disatu pihak perusahaan dapat meraih kemudahan dan manfaat optimal dengan kesempatan yang tersedia.
4.   Menyusun rencana Kegiatan untuk mencapai Tujuan
Tujuan dapat dicapai dengan beberapa cara, diantaranya adalah :
a.       Menyusun berbagai alternatif kebijaksanaan dan tindakan-tindakan yang mungkin dapat dipilih.
b.      Menilai dan membandingkan untung rugi setiap alternatif kegiatan kebijakan.
c.       Memilih dan menetapkan suatu alternatif yang paling cocok dan baik diantara alternatif-alternatif lain.
3.3 Efektivitas Perencanaan
Manfaat pengelolaan dan perencanaan yang efektif, yakni :
• Pengembangan diri – dengan melakukan perencanaan yang efektif, maka seseorang akan mampu menyisakan waktu luang yang berharga untuk menyusun pengembangan diri guna peningkatan kinerjanya.
• Pekerjaan tuntas dan selesai tepat waktu sehingga pekerjaan tidak menumpuk; dan tidak mesti melakukan lembur guna menuntaskan pekerjaan.
• Pekerjaan dapat ditata dengan rapi, dan akan memudahkan proses mengorganisasikan dan mengendalikan pekerjaan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar